LA PATAU (LELAKI TAK MENGENAL TAKUT) - YAYASAN BINA INSAN CITA

LA PATAU (LELAKI TAK MENGENAL TAKUT)

oleh Jamal Passalowongi

Dahulu kala di Sulawesi Selatan tepatnya di kerajaan Tanete Kabupaten Barru, terdapatlah sebuah kerajaan yang dipimpin seorang Raja bergelar Datu atau Arung bernama La Madussila. Di bawah pimpinannya Tanete tumbuh menjadi kerajaan besar disegani kawan maupun lawan. Tanah yang subur menumbuhkan padi, jagung, dan buah-buahan yang banyak ragamnya. Kehidupan rakyat aman dan tenteram.
Raja La Maddusila memiliki beberapa putra dan putri. Namun, salah seorang putranya bernama La Patau, menunjukkan sifat yang berbeda dari semua saudaranya yang lain. Konon ketika lahir, La Patau tidak pernah menangis, dan yang paling aneh adalah gemuruh halilintar dan hujan lebat mengiringi kelahirannya. Begitu ia lahir, maka guntur, kilat yang sambung-menyambung tadi berhenti dengan sendirinya. Semua penghuni Istana termasuk raja bersujud syukur kepada Tuhan atas anugerah seorang lelaki putra mahkota.
Raja kemudian mengajak seluruh rakyatnya bersyukur dengan menggelar pesta adat. Pada pesta adat itu dipertontonkanlah berbagai lomba, mulai dari parraga, sere api, majjeka, mallogo, maggasing, sampai massaung manu. Seluruh masyarakat bersuka cita atas kelahiran sang putra mahkota. Pesta itu dilakukan selama beberapa hari.
La Patau tumbuh menjadi anak yang bena-benar seperti namanya tidak mengenal rasa takut, salah satu peristiwa yang menjadikannya gelar lelaki tanpa kenal takut adalah kisahnya ketika berburu rusa di hutan Pujananting, satu daerah yang berada di sebelah timur Tanete, dan dikenal sangat lebat dan angker.
Suatu ketika dalam acara madenggeng (berburu) di daerah Pujananting, Raja membawa La Patau yang masih berumur 12 tahun. Karena dianggap masih kecil La Patau di kawal oleh lima punggawa yang bersenjatakan kawali dan tombak. Perburuan berlangsung dengan sengitnya, jonga atau rusa yang diburu raja berlari sangat kencang masuk ke dalam hutan, seluruh pengawal raja memacu kuda dengan cepat mengikut raja mengejar buruannya, dan akhirnya La Patau beserta pengawalnya tertinggal jauh di belakang.
Merekapun berselisih jalan, mereka mencoba mengikuti tetapi akhirnya tertinggal dan tersesat. Di tengah hutan itu La Patau bersama lima pengawalnya berusaha mencari jalan ke luar. Di tengah upaya itu, tiba-tiba dari arah pepohonan yang lebat muncul seekor babi hutan yang sangat besar, tampaknya babi hutan ini marah atas gangguan manusia yang memasuki areanya. Semua kaget, pengawal segera bersiap melindungi pangeran kecil La Patau, ini pertarungan hidup mati, karena babi besar seperti ini sangat sulit untuk di usir apalagi dikalahkan.
Perkelahianpun tak terelakkan, para punggawa pengawal La Patau dengan gagah berani menusukkan tombak dan kawali ke babi hutan itu, tetapi babi hutan itu dengan gesit menyeruduk para punggawa itu satu persatu. Karena terdesak salah seorang pengawal meminta agar La Patau bersembunyi di atas pohon tinggi.
Tetapi para pengawal tidak melihat ekspresi anak kecil berumur 12 tahun itu, tidak ada rasa takut pada raut mukanya, Ia malah mengambil tombak pengawalnya dan mulai berlari menyerang babi hutan bersama dua punggawa pengawal yang tersisa. Sunguh hebat anak kecil itu tanpa takut melompati babi besar dan menombak matanya. Babi hutan itupun akhirnya jatuh tersungkur dengan tombak yang menancap pada matanya. Sungguh sebuah peristiwa yang tidak disangka-sangka oleh pengawalnya.
Mendengar La Patau dan pengawalnya tertinggal, raja segera memutar haluan, semua pengawal kembali ke arah yang sama di mana mereka datang, setelah lama mencari akhirnya mereka menemukan La Patau dan dua orang pengawal yang tersisa serta bangkai babi besar di dekatnya. Raja datang memeluk putra mahkota. Para pengawal bercerita tentang La Patau yang dengan tangannya sendiri membunuh babi hutan yang besarnya lima kali ukuran badan La Patau.










Malam itu seluruh rakyat datang mendengarkan kisah heorik La Patau, yakinlah mereka bahwa La Patau bukan anak biasa, tetapi memang ditakdirkan Tuhan untuk menjadi raja yang hebat di masa yang akan datang

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "LA PATAU (LELAKI TAK MENGENAL TAKUT)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel